Ketika Telur Asin Saja Sudah Dipalsukan

Indonesia, memang luar biasa keanekaragamannya. Beragam suku, jutaan orang dan tentu dengan tabiat dan kebudayaan masing-masing. Jujur saja, Indonesia yang punya ratusan juta penduduk ini adalah negeri seribu tabiat, ya, tabiat orang yang berbeda-beda. Sudah menjadi hukum alam, ketika ada baik mesti juga ada buruk, layaknya hitam yang menemani putih di setiap langkah hidup kita. Jika selama ini, saya selalu berusaha terbuka dan pasrah menerima keberagaman itu, maka minggu-minggu belakang ini saya "sedikit terusik" dengan sebuah berita di TV beberapa minggu lalu. Sebuah acara investigasi, memberitakan bahwa adanya telur asin yang dipalsukan dan dijual ke masyarakat. Telur ayam dicat, diberi suntikan cairan garam sehingga dalam satu jam berubah layaknya telur asin dari bebek yang harus dibuat satu minggu lamanya. Hem, saya menghela nafas dalam, jika telur asin saja sudah dipalsukan, maka sesungguhnya memang kita tidak boleh heran dengan beragam masalah pemalsuan dokumen untuk meraup duit korupsi. Maka seharusnya jangan jengah dengan kondisi korupsi yang masih ada di sana-sini. Kalau telur asin saja sudah dipalsukan, maka mungkin saatnya tidur bermimpi saja Indonesia bebas korupsi. Ya, mimpi saja, karena telur asin saja sudah dipalsukan.

image source: here