Wednesday, May 31, 2006

SANDIWARA

Para pemerhati itu kini berdatangan. Tiket sudah dibeli, saatnya menyimak cerita kali ini. Sandiwara pun dimulai. Lakon telah ditentukan, saatnya diperankan. Kasihan benar yang jadi pesakitan. Harus compang-camping pakaiannya, harus dilumuri obat merah mukanya, harus dibalut perban pula lutut kirinya. Saat dia beraksi, sungguh luar biasa. Penjiwaan yang kuat, aktor watak yang mumpuni. Penonton dibuat takjub, dan gemuruh tepuk tangan menggema di akhir aksinya.
Dan sekarang lakon sang penolong diperankan. Muda, tegap, dan siap membantu. Diperankan berlari kesana-kemari, dari panggung kiri ke kanan, dari kanan ke kiri lagi, sampai mungkin 10 kali bolak-balik, dan hebatnya dia tak sekedar kencang larinya, tapi juga mampu membawa beras di pundak kanan, mencangking mie instan di tangan kiri, di setiap langkah kakinya. Penonton bersorak ramai. Betapa penolong diperankan bagus, dan penuh penjiwaan.
Dan kini akhirnya, sang pesakitan terbantu, sang penolong berhasil sukses membantu, penonton pun terpuaskan. Sandiwara selesai sudah.

YOGYA MASIH BERDUKA

Yogya masih berduka, dan yang dibutuhkan pengungsi sekarang dan beberapa minggu ke depan adalah logistik, obat, pakaian, dan tenda. Sudah 2 hari ini, saya jadi relawan (survei gps) dan betapa miris hati saya, ketika sepanjang jalan parangtritis para korban gempa masih harus berdiri di tengah jalan dan minta duit atau bantuan apa saja ke kendaraan yang melintas. Kebetulan juga seharian ini (rabu-310506) saya menjelajah kecamatan kretek, dan ternyata untuk daerah pedalaman juga masih banyak yang belum dapat bantuan yang maksimal. Semoga para relawan tetap semangat membantu.

Monday, May 29, 2006

YOGYA BERRDUKA

Astagfirullah....Maha Besar Allah...yang menguasai seluruh langit dan bumi, yang menggenggam kuasa atas seluruh manusia. Saudaraku, sabtu lalu, yogyakarta mendapat musibah yang luar biasa menggugah naluri kemanusiaan kita, bencana gempa yang
menelan korban meninggal hingga 4000 jiwa. Ribuan manusia yang lain mengerang sakit dan tak terhitung rumah yang hancur, porak poranda, rata dengan tanah. Betapa Allah sepertinya sudah murka benar pada kita, astagfirullah………semoga dilapangkan hati saudara kita di jogja yang sedang terisak menahan sakit badan dan nelangsa karena harus banyak ditinggalkan oleh keluarga untuk selamanya. Yang harta benda, rumah sudah tidak lagi tegak berdiri dan sekarang hanya puing tersisa. Semoga ketabahan dan kesabaran diberikan kepada para korban, kepada yang hilang harta dan nyawa, kepada segenap kita yang ada di seluruh dunia ini yang selamat. Yogya butuh bantuan, mari yang masih bisa berlari, masih punya tenaga, uang, pakaian, makanan, semangat kemanusiaan, mari bersama menolong para korban. Teman-teman yang jauh dari tempat kami yang sedang lara ini, kami mohon bantuan doa nya agar tidak lagi ada yang harus meregang nyawa dan ditangisi keluarga. Subhanallah………betapa kita tidak bisa apa-apa ketika Allah sudah berkehendak……Subhanallah, betapa kita tidak mampu apa-apa ketika Allah mengingatkan atas apa yang sudah kita lakukan selama ini melalui gempa ini. Dan ternyata mati itu sangat dekat dengan setiap kita. Astagfirullah……….semoga yogya pulih secepatnya.

Sunday, May 21, 2006

Seperti Biasa

Hem, mengapa kadang manusia merasa dihimpit waktu ya? Maksudnya, kadang kita (atau saya tepatnya) harus bener-bener dalam tekanan untuki melaksanakan banyak hal dalam waktu yang sedikit. Jadi malah mikir, kadang saya memang membuat himpitan itu sendiri. Kayak saya sering nunda-nunda negrjain tugas, cos waktu ngumpul masih lama. Eh malah akhirnya tugas jadi setumpuk, and waktu buat finishing juga makin mepet n dikit. Hiks.........

Saturday, May 13, 2006

Pemilihan Ketua KMTG FT UGM

Insya Allah tanggal 23&24 mei 2006 mendatang, KMTG FT UGM akan mengadakan pemilihan umum Ketua KMTG periode 2006-2007 .
Adapun para calonnya adalah :
M AGUNG RAHMAN
DIMAS PUTRA GEODIKA
SATRIA EKA PERMANA
FARID YUNIAR


Mungkin, ada salah satu dari 4 calon di atas yang teman-teman (geodesi tentu saja) jagokan untuk terpilih. Ya, monggo saja. Silahkan...dan bagi yang terpilih kelak, semoga amanah yang sudah didapat, dapat dilaksanakan dengan baik. Bagi teman-teman geodesi FT UGM 2004 dan 2005, selamat menempuh masa kepengurusan yang baru. Semoga perahu dayung ini senantiasa terkontrol dengan baik, sehingga kita bisa finish dengan baik dan maksimal juga.


Wednesday, May 03, 2006

TARGET

Salah seorang dosen saya pernah melontarkan beberapa buah pertanyaan dalam sesi tanya jawab sebuah diskusi. Dan ternyata hampir seluruh peserta (yang kebanyakan mahasiswa) terperangah dibuatnya. Ya setidaknya tidak menyangka akan diberi pertanyaan seperti itu, dan harus menjawab pula dalam hitungan detik. Apa pertanyaannya?. Saya sebutkan beberapa contoh, Tahun 2009 anda sudah lulus belum?, Tahun 2017 berapa gaji anda? Anda sudah punya anak berapa tahun 2015 mendatang?. Negara mana saja yang sudah anda jelajahi saat usia anda 33 tahun?. Atau anda pilih BPN atau Adaro untuk tempat meraup rupiah?. Wah, saya sendiri kaget diberi pertanyaan seperti itu. Ya, kadang kita memang tidak mau ambil pusing untuk memasang target hidup kita. Atau dengan kata lain, kita merasa kita cukuplah punya planning untuk satu tahun mendatang, tidak usah jauh-jauh. Tidak usah yang terlalu berat dulu. Yang ringan saja, dan tak usah mendalam apalagi terlampau detil. Saya juga melakoni yang seperti itu saat ini. Bahkan tak usah panjang-panjang sampai satu tahun, cukuplah satu semester, atau bahkan satu bulan. Setelah sedikit mau berangan-angan, sepertinya materi dari dosen saya sangat menarik untuk kita renungkan. Sepertinya kita memang dalam beberapa hal harus membuat planning lebih mendetail dan mendalam. Contohnya, saya akan lulus tahun berapa. Dalam pandangan saya, itu seharusnya memang harus dipikirkan secara masak. Ya bukan semata karena kita memang tercatu untuk lulus 4 sampai 5 tahun. Tapi mungkin bisa dipikirkan, atau lebih tepatnya mungkin dipertimbangkan misal tentang masalah keuangan orang tua yang kita bebani. Atau mungkin tentang masalah tingkat kestresan yang bisa saja muncul ketika kita harus kuliah lebih dari 5 tahun, dan masih banyak hal lainnya. Dan mungkin juga hal-hal kecil akan juga layak dipertimbangkan.
Sekarang pertanyaannya adalah, sudahkan kita punya target hidup seperti pengantar saya di atas?. Semoga deskripsi singkat ini membuka pikiran kita, bahwa kita kadang terlalu asyik memanjakan diri kita dalam kesenangan yang kita puja, sampai-sampai hakikat kita hidup untuk apa, tak pernah terlintas di benak. Mengherankan bukan?. Kita yang katanya punya semua yang serba paling di banding makhluk ciptaan Tuhan yang lain, masih kadang tidak memanfaatkan itu dalam atau dengan jalannya yang benar.
Target hidup ternyata sebuah keharusan. Jadi mau jadi apa anda. Mau keja dimana anda. Berapa gaji pertama anda. Anda mau nikah tahun berapa. Itu sekelumit hal-hal yang sepertinya sudah mulai harus dipikirkan lebih mendalam sejak saat ini. Bukan karena ketakutan akan kemiskinan, tidak melulu ketakutan akan tidak punya kerja, tapi lebih pada karena kita memang punya akal, jiwa, otak untuk bisa memikirkan itu, untuk kemajuan kita masing-masing, untuk masa depan kita masing-masing. Dan yang terpenting mungkin, pada rasa tanggung jawab kita, pada Tuhan yang telah mau menempatkan kita di bumi. Untuk orang tua yang membiayai kita selama ini, dan terakhir tapi paling esensial, untuk kita sendiri, karena kita adalah pemimpin untuk diri kita masing-masing. Pemimpin yang bertanggung jawab penuh atas keberhasilan menjalankan titah Tuhan dan mengejawantahkannya dalam kehidupan kita selama “mampir minum” di bumi ini. Jadi, sudahkan anda mempunyai terget masa depan?. Setidaknya menjawab pertanyaan ini, anda akan jadi apa 10 tahun mendatang? [Hanya anda yang berhak dan bertanggung jawab atas jawaban pertanyaan ini.]