Monday, April 28, 2008

Sunday, April 27, 2008

Alia Sabur, 19 Tahun Sudah Profesor

Minggu, 27 April 2008 16:12 WIB
NEW ORLEANS, MINGGU - Alia Sabur masih muda, masih 19 tahun. Namun namanya menghentak kalangan akademisi setelah dinobatkan sebagai profesor termuda oleh Guinness World Record.

Dia sekarang menjadi profesor di Konkuk University Korea Selatan. Lahir pada 22 Februari 1989, Alia menjalani masa studinya dengan waktu amat singkat. Dari kelas IV SD, gadis ini langsung melompat ke universitas, dan lulus BA dengan predikat sum cum laude dari Universitas Stony Brook di New York ketika usianya baru 14 tahun.

Ia melanjutkan pendidikan di Universitas Drexel. Di universitas itu dia mendapatkan gelar master of science dan PhD. Tiga hari menjelang ulang tahun ke-19 Februari lalu, dia resmi menjadi dosen di Universitas Konkuk, Seoul, Korea Selatan. Buku Rekor Dunia Guinness menobatkannya sebagai guru besar termuda dalam sejarah. Dia menumbangkan rekor sebelumnya yang dicatat oleh Colin MacLaurin, mahasiswa Isaac Newton, pada tahun 1717.

Masa depan cemerlang terbentang luas di hadapan remaja Northport, New York itu. Tapi dia memilih mengajar. “Saya sangat senang mengajar. Karena di bidang itulah kita bisa membuat perbedaan. Dengan mengajar, kita tidak cuma menunjukkan yang bisa kita lakukan, tapi juga memampukan orang lain untuk membuat perbedaan,” katanya.

Alia tidak cuma cemerlang di bidang akademis. Ia sudah tampil memainkan klarinet bersama Rockland Symphony Orchestra pada usia 11. Di bidang musik ini ia sudah mendapat berbagai penghargaan. Seni bela diri juga dikuasainya dengan menyandang sabuk hitam Tae Kwon Do.(Newsday.com)
source of information: here

Saturday, April 26, 2008

Chelsea - MU : Anti-klimaks

Sedih betul, MU kalah.
Saya sih oke-oke saja kalau kalah nya terhormat. Ini kalahnya menyakitkan. Pinalti yang diberikan hakim garis jelas ABU-ABU, mana diberikan menit 85. Emang sialan banget tuh hakim garis. Kalau kayak gini ceritanya kan jadi Chelsea di atas angin.
Emang kurang ajar tuh hakim garis.

Wednesday, April 23, 2008

Ditolak KOMPAS

Sdr Farid Yuniar

Disertai salam dan hormat,

Kami memberitahukan bahwa pada tanggal 05 April 2008 Redaksi Kompas telah menerima artikel Anda berjudul "Memvisualisasikan Kedaulatan dan hak Berdaulat dengan Google Maps API". Terima kasih atas partisipasi dan kepercayaan yang Anda berikan kepada Kompas.

Setelah membaca dan mempelajari substansi yang diuraikan di dalamnya, akhirnya kami menilai artikel tersebut tidak dapat dimuat di harian Kompas. Maaf, kami kesulitan tempat untuk memuat artikel Anda.

Harapan kami, Anda masih bersedia menulis lagi untuk melayani masyarakat melalui Kompas, dengan topik atau tema tulisan yang aktual dan relevan dengan persoalan dalam masyarakat, disajikan secara lebih menarik.

Hormat kami,

Sekretariat Desk Opini



C A T A T A N

Kriteria umum untuk artikel Kompas :
1. Asli, bukan plagiasi, bukan saduran, bukan terjemahan, bukan sekadar kompilasi, bukan rangkuman pendapat/buku orang lain .
2. Belum pernah dimuat di media atau penerbitan lain, dan juga tidak dikirim bersamaan ke media atau penerbitan lain.
3. Topik yang diuraikan atau dibahas adalah sesuatu yang actual, relevan, dan menjadi persoalan dalam masyarakat.
4. Substansi yang dibahas menyangkut kepentingan umum, bukan kepentingan komuninas tertentu, karena Kompas adalah media umum dan bukan majalah vak atau jurnal dari disiplin tertentu.
5. Artikel mengandung hal baru yang belum pernah dikemukakan penulis lain, baik informasinya, pandangan, pencerahan, pendekatan, saran, maupun solusinya.
6. Uraiannya bisa membuka pemahaman atau pemaknaan baru maupun inspirasi atas suatu masalah atau fenomena.
7. Penyajian tidak berkepanjangan, dan menggunakan bahasa populer/luwes yang mudah ditangkap oleh pembaca yang awam sekalipun. Panjang tulisan 3,5 halaman kuarto spasi ganda atau 700 kata atau 5000 karakter (dengan spasi) ditulis dengan program Words.
8. Artikel tidak boleh ditulis berdua atau lebih.

Monday, April 21, 2008

TEMBAK FARID

D’Masiv - Diantara Kalian

 D’Masiv - Diantara Kalian

kuakui ku sangat sangat menginginkanmu
tapi kini ku sadar ku diantara kalian
aku tak mengerti
ini semua harus terjadi

kuakui ku sangat sangat mengharapkanmu
tapi kini ku sadar ku tak akan bisa
aku tak mengerti
ini semua harus terjadi

[reff]

lupakan aku kembali padanya
aku bukan siapa- siapa untukmu
kucintaimu tak berarti bahwa
ku harus memilikimu slamanya

aaaa aaa…

kuakui ku sangat sangat menginginkanmu
tapi kini ku sadar ku diantara kalian
aku tak mengerti
ini semua harus terjadi




lirik dari sini

Saturday, April 19, 2008

Overlapping Klaim Maritim Antarnegara

Tumpang tindih/Overlapping klaim wilayah maritim antara dua negara atau lebih terjadi karena jarak antara titik terluar antarnegara tersebut lebih pendek dari batas terluar klaim maritim yang dapat dilakukan. Di Selat Malaka misalnya, jangankan untuk mengklaim ZEE, untuk mengklaim Laut Teritorial dan Zona Tambahan saja, Indonesia sudah akan melampaui wilayah Singapura dan Malaysia. Sementara itu, Malaysia dan Singapura pun memiliki hak untuk mengklaim wilayah maritim di Selat Malaka. Terjadilah overlapping claim yang memerlukan adanya delimitasi batas maritim antarnegara. Situasi ini diilustrasikan dalam Gambar 1 (untuk kasus dua negara yang berseberangan, opposite) dan Gambar 2 (untuk kasus dua negara yang bersebelahan, adjacent) .

Gambar 1. Visualisasi overlapping claim antara dua negara yang berseberangan (opposite)


Gambar 2. Visualisasi overlapping claim antara dua negara yang bersebelahan (adjacent)

Tuesday, April 15, 2008

DEMOKRASI

"demokrasi adalah perkumpulan 4 domba, 6 serigala (2 diantaranya berbulu domba) yg membahas apa sebaiknya menu makan malam mereka"


saya nemu tulisan itu di friendster salah satu teman. Saya kok ga mudeng yah apa artinya. Ada yang mau sharing ide?.






Monday, April 14, 2008

Memilih Bidadari

Memilih bidadari
Sudah ada dua yang mendekat
Sudah ada dua yang mengepak sayap ke dekat hati
Dua bidadari

Dua bidadari,
Saat ini sedang tersenyum,
Melemparkan nada-nada indah.
Bidadari,
Ada dua bidadari dekat hati
Tapi hanya satu yang akan masuk
Menjadi yang sebenarnya
Menjadi yang setulusnya

Saatnya memilih,
antara dua bidadari

Thursday, April 10, 2008

Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil dalam Kampanye Pilkada


Pemilihan Kepala Daerah, baik untuk Propinsi maupun Kabupaten sedang berlangsung di beberapa daerah. Jawa Barat dan Sumatera Utara, misalnya, akan menyelenggarakan pilkada untuk menentukan gubernur baru dalam tengah bulan ini. Beragam janji politik tentunya ditawarkan dalam kampanye. Mulai dari pengentasan kemiskinan, perbaikan sarana prasarana perhubungan, hingga pemberian kesempatan kerja yang lebih banyak. Satu isu yang sepertinya kurang popular untuk dikampanyekan adalah pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.

Dalam Peraturan Presiden Nomor 78/2005 disebutkan bahwa Indonesia memiliki 92 pulau kecil yang strategis secara posisi maupun fungsi ekonomi. 92 pulau kecil terluar tersebut adalah batas Negara Indonesia dengan 10 negara tetangga, atau dengan kata lain, peran pulau-pulua tersebut sigfikan dalam perbatasan Indonesia. Presiden SBY (http://www.presidenri.go.id/index.php/pidato/2006/11/17/500.html) mengatakan Peraturan Presiden itu dimaksudkan sebagai langkah untuk menjaga keutuhan wilayah negara, mengelola pulau-pulau kecil terluar secara terencana, terkoordinasi dan terpadu, serta mewujudkan berbagai kegiatan yang nyata dan bermanfaat bagi masyarakat dengan memadukan pembangunan di bidang pengelolaan sumber daya alam, pembangunan infrastruktur, pembangunan sumber daya manusia, pembangunan ekonomi dan sosial budaya, serta pembangunan di bidang pertahanan dan keamanan.

Dalam peraturan yang lain, yaitu Permendagri no.1 tahun 2006, diatur cara penegasan batas laut antar daerah terkait otonomi daerah. Dalam Permendagri tersebut, disebutkan bahwa batas kewenangan propinsi atas wilayah laut adalah selebar 12 mil laut dari garis pangkal, dengan 1/3 dari lebar tersebut diserahkan pengelolaannya kepada kabupaten di mana laut tersebut masuk di dalam wilayah administrasi nya.

Lebih jauh, dalam UU no 27 tahun 2007, Pemerintah mengeluarkan peraturan-peraturan terkait pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. (dikenal dengan UU PWP dan PPK). UU no 27/2007 menjadi petunjuk dalam pelaksanaan kebijakan-kebijakan pemerintah terkait wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Beberapa hal yang diatur dalam UU ini meliputi (http://www.dkp.go.id/content.php?c=4286): (1) perencanaan pengelolaan; (2) pemanfaatan berdasarkan ekosistem; (3) pemanfaatan pulau-pulau kecil; (4) hak pengusahaan perairan pesisir (HP3); (5) konservasi; (6) hak akses masyarakat; (7) pengawasan dan pengendalian; (8) mitigasi bencana; dan (9) sanksi.

Peraturan-peraturan di atas, menunjukkan bahwa pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil sangat krusial. Ditinjau dari peraturan-peraturan tersebut, Pemerintah pusat setidaknya sudah memiliki perhatian lebih ,memberikan pemahaman bahwa WP dan PPK memiliki peran besar dan signifikan bagi negara, baik dari segi keamanan, politik, ekonomi dan batas wilayah antarbegara. Namun di sisi lain, isu-isu tentang PWP dan PPK yang tidak terlaksana dengan baik hingga saat ini tentu sebuah ironi. Perlu di catat, ada beberapa masalah serius yang jika tidak ditangani dengan benar dan cepat akan memberikan efek buruk bagi pengelolaan WP dan PK. Sebut saja, isu penguasaan dan penjualan pulau ke orang asing, isu pulau tenggelam karena Global Warming, isu pulau lepas dari Indonesia karena diambil negara lain, isu kerusakan terumbu karang dan wilayah pesisir karena over fishing, hanyalah segelintir masalah yang membutuhkan perhatian dan keseriusan dalam penanganannya.

Pemerintah daerah, baik Propinsi maupun Kabupaten memiliki peranan yang sama pentingnya dalam pengelolaan PW dan PPK. Bayangkan saja, bagaimana akibatnya bagi negeri ini, jika benar pada tahun 2030 Indonesia akan kehilangan 2.000 pulau karena Global Warming, seperti yang dikatakan Menteri Perikanan dan Perikanan Freddy Numberi (http://hupelita.com/cetakartikel.php?id=34875), padahal sesungguhnya jauh-jauh hari, ada banyak usaha pengelolaan yang dapat dilakukan untuk mencegah hal ini terjadi. Freddy menambahkan pengelolaan ini harus melalui proses perencanaan, diantaranya rencana strategis, rencana zonasi yang disetarakan dengan tata ruang wilayah laut, rencana pengelolaan dan rencana aksi pengelolaan (http://sijorimandiri.net/jl/index.php?option=com_content&task=view&id=13555&Itemid=47 ).

Kampanye pilkada yang sejatinya adalah paparan rencana strategis para calon pemimpin daerah untuk membangun daerah sudah sepatutnya memasukkan isu terkait wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, meliputi pengelolaan yang akan dilakukan, peran serta masyarakat di dalamnya, dan apa yang akan didapatkan masyarakat dan daerah dari pengelolaan ini dalam kesempatan kampanye-kampanye nya. Tidak sekedar janji politik, karena ancaman-ancaman yang ada terhadap WP dan PPK harus segera mendapat penanganan yang tepat,cepat dan berhasil guna. Lebih dari itu semua, pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil sesungguhnya adalah usaha bersama antar daerah untuk menjaga wilayah Indonesia secara komprehensif.

Sebagai penutup, mungkin suatu saat nanti, jika anda mengikuti kampanye calon pemimpin daerah, silahkan tanyakan pada para calon pemimpin tersebut, sudah sejauh mana Pulau-pulau kecil dan wilayah pesisir di wilayah anda masuk dalam prioritas kebiajakannya. Dari sana Anda akan tahu bagaimana seorang pemimpin tidak sekedar memiliki semangat kenegaraan dan cinta tanah air yang tinggi tetapi juga mampu mengimplementasikan kecintaan nya pada Indonesia dalam rencana yang baik dan strategis untuk pengelolaan wilayah pesisir dan pulau kecil di daerahnya. Bukan begitu?.


image courtesy: here

MARAH

Saya sadar benar, marah adalah hal buruk. Setidaknya jika marah itu menjadikan kita jadi berjarak dengan seseorang yang sebetulnya dekat. Tapi saya sedang ingin marah saat ini. Biarlah berjarak untuk sementara, untuk 3 hari saja. Dan setelah itu, semua akan kembali pada biasanya. Bercengkrama dan bergaul seperti dulu. Bercanda layaknya kemarin.

Saturday, April 05, 2008

Pulang Malam

Kang Janges sedang di warnet. Ya, di warnet. Jangan heran, walau Kang Janges langganan internet di kos nya, bukan berarti Kang Janges tidak ke warnet. Apalagi kalau alasannya karena koneksi internet di kos nya seringkali ngadat. Koneksinya lambat. Jadi terpaksa lah Kang Janges ke warnet, ya sekedar check email dan update blog nya.
Jam sepuluh malam. Ya masih "sore" kalau anak kos bilang. Kang Janges mulai browsing ini itu. Ketika menunggu loading selesai, Kang Janges iseng curi-curi pandang ke kursi di depannya. Ada dua orang muda-mudi juga sedang ngenet. Dari gerak-gerik nya, Kang Janges memastikan mereka muda-mudi yang pacaran. Ya kelihatan lah....(u know what i mean..:p).
Kang Janges jadi punya sebersit pikiran. Jam sepuluh masih asyik pacaran di warnet?. Hem, Kang Janges berargumen lebih lanjut. Emang ceweknya tidak kos?. Hem, seharusnya, jam 10, kos cewek udah tutup. Sebagai pembanding, Kos Kang Janges saja yang kos khusus cowok tutup pintu jam setengah 10. Ya, karena ada ibu kos nya. Kembali ke dua anak manusia yang pacaran. Kang Janges jadi inget dulu waktu masih SMA. Dia tidak boleh bermain malam hari. Setelah Magrib sampai pagi hari berikutnya adalah waktu untuk bersama keluarga. Kang Janges jadi bertanya-tanya, ini cewek nya apa ya udah ijin ke keluarga nya kalau pulang malam dengan alasan pacaran. Pertanyaan kemudian, apa ya orang tua nya mengijinkan?. Kang Janges jadi senyum sendiri, ah, udah bisa di tebak, kehidupan kos adalah kehidupan bebas, kehidupan yang anak kos punya kebebasan untuk pulang malam, dan perlu dicatat, pulang malam sekarang bukan monopoli anak lelaki, cewek pun sudah punya "hak emansipasi" untuk pulang malam. Begitu mungkin pikiran cewek yang sedang ngenet itu.
Jam sebelas malam, Kang Janges memutuskan pulang. Happy Hour dimulai, yang berarti sebentar lagi, asap rokok akan beredar di ruangan ini.
Kang Kanges pulang, dua muda-mudi masih asyik ngenet, Kang Janges tersenyum simpul. Hidup memang sudah berubah seiring waktu... (menjadi baik bagi yang bisa mengerem diri, dan menjadi buruk bagi yang kehilangan arah)....

Thursday, April 03, 2008

Presenter

Kang Janges sedang makan siang. Dihadapannya ada menu special yang tidak biasa jadi menu makan siangnya, udang goreng tepung, ada udang asam manis, dan banyak makanan lezat lainnya. Ya, siang ini tidak hanya makan siang nya saja yang special. Tetapi ada tempat dan waktu nya juga special. Bali, pulau yang katanya eksotis dan penuh seni ini sedang disambangi nya. Yang lebih special, Kang Janges sedang ikut seminar, bukan seminar biasa, karena yang hadir dan jadi pembicara adalah para ahli dan jagoan-jagoan ilmu yang sedang didalami Kang Janges.

Siang ini, mungkin makan siang yang paling gugup dalam hidupnya. Beberapa jam lagi, Kang Janges akan mempresentasikan makalah di depan peserta seminar. Banyak hal yang membuat Kang Janges menjadi tidak konsentrasi pada makan siangnya yang lezat itu, ini adalah kali pertama Kang Janges pergi jauh hanya untuk ikut seminar. Yang yang paling membikin hati dag dig dug adalah ini kali pertama Kang Janges akan menjadi presenter. Pertama kali dan bukan main-main, Kang Janges akan langsung presentasi di depan Guru-gurunya yang jelas punya ilmu dan kanuragan bebrapa tingkat di atas Kang Janges. Presentasi di depan pemerhati keilmuan yang jelas mengharuskan Kang Janges memahami betul apa yang yang akan dipresentasikannya.

Kang Janges tersemyum, melangkahkan kaki menjauh dari podium. Dia baru saja menyelesaikan tugasnya. Jadi presenter di negeri penuh seni, Bali.

Wednesday, April 02, 2008

Secangkir Teh Hangat

Sore ini dingin sekali,
Tidak seperti kemarin.
Hujan memang turun deras tadi.
Jika kemarin hanya rintik menggoda,
Tadi, hujan turun seakan tidak takut kehabisan airnya.
Dingin sekali,
Mungkin secangkir teh hangat,
Dalam teko biru pemberian ibu,
Dapat menghangatkan badan,
Dapat menenangkan jiwa yang kedinginan.

Tuesday, April 01, 2008

Kaskuser Berkabung Seminggu

Satu lagi tentang pemblokiran situs porno. Haha, saya juga kaskuser, tapi yang bener lho...wekekeke
--------------------------------------------
JAKARTA ?" Sehubungan dengan penutupan akses sub-forum Buka-Bukaan 17 Tahun atau BB17, dan sub-forum Fight Club atau FC di forum Kaskus, beberapa Kaskuser, sebutan untuk anggota komunitas terbesar se-Indonesia ini, berkabung selama seminggu dengan memakai avatar bertema kesedihan.

Diawali inisiatif seorang kaskuser dengan membuka thread baru, beberapa anggota komunitas lainnya berantusias untuk turut berkabung atas penutupannya sub-forum BB17 dan FC. Berikut ini postingan-nya,

Dear kawan-kawan semua, seperti kita tahu BB17 dan FC kini sudah tamat riwayatnya. Terlepas dari kontroversi setuju atau tidaknya kaskuser semua akan penutupan ini, saya ingin mengajak kepada para kaskuser, khususnya yang menyesalkan penutupan ini, untuk berkabung selama 1 minggu. Berkabung dapat dilakukan dengan cara memasang avatar yang bertema kesedihan akan penutupan BB17 dan FC (seperti avatar yang saya gunakan ini sebagai contohnya).

Masa berkabung dimulai dari saat thread ini ditulis (Minggu, 30 Maret 2008), hingga Sabtu, 5 April 2008.

Terima kasih

Sebarkan informasi ini kepada kaskuser yang lain.

Berdasarkan pemantauan okezone, Senin (31/3/2008), para pengunjung ini berkabung bukan karena sebelumnya mereka aktif menjadi penikmat konten sub-forum tersebut, akan tetapi karena merasa kehilangan salah satu sub-forum yang sudah dikembangkan dari 2001 bersama sub-forum lainnya.
Mulai Sabtu lalu, pukul 18:00 WIB, kemarin, Sub-forum Buka-Bukaan 17 Tahun, atau dikenal dengan sebutan BB17, benar-benar ditutup oleh pengembang Kaskus dan dihilangkan link-nya dari forum Kaskus. Tidak hanya BB17, sub-forum Fight Club atau FC, yang menjadi wadah Freedom of Speech dimana semua orang bebas berargumentasi mempresentasikan logika dan perspektifnya masing-masing tanpa batasan SARA, juga ditutup di saat yang sama. (srn)
----------------------------------------------------
Berita dari sini

Dewi Persik dan sebuah pengakuan

Makin bosen aja lihat Dewi Persik di infotainment. Sibuk berdebat ria dengan walikota Tangerang. Kalau DP (disingkat aja yah, males nulis nama lengkapnya), selalu menunjukkan bahwa goyang aduhai nya itu semata karena klien minta seperti itu. Sedang Pak Walikota (yang walau katanya bermuatan politis) memandang dari sudut pandang agama, ya ga bolehlah seorang wanita Islam goyang-goyang gitu, bukan pada penontonnya yang bisa naik syahwatnya, tapi ya karena DP ini kan emang kebuka sini situ pakaian nya. Setahu saya, ga boleh tuh perempuan berpakaian seperti itu dengan dalih apapun. TAPI, saya ga mau ngomongin itu, saya cuma mau mem-forward tulisan dosen saya (Pak Made Andi) di salah satu blog yang isinya tulisan-tulisan agama Hindu. Tapi tenang, tidak ada muatan agama apapun dalam tulisan di bawah ini. Enjoy, semoga menjadi sebuah pemikiran tersendiri untuk kita bersama.
-------------------------------------------------------------------------
Konon orang hidup perlu pengakuan. Seorang kawan saya yang baru saja dinobatkan menjadi manajer sebuah perusahaan otomotif terkemuka di Jakarta, beberapa kali mengeluh. Pasalnya, dia merasa tidak diakui sebagai manajer baru. Beberapa bawahannya yang secara usia lebih senior dan baru bulan lalu menjadi kawan ngerumpi saat makan siang, tidak memperlakukannya layaknya atasan. Bawahannya ini beberapa kali kedapatan tidak meminta tanda tangannya untuk beberapa dokumen penting, tetapi langsung mengajukannya ke atasan, melangkahi dirinya. Dia tidak terima. Diam-diam, ketidak si bawahan tidak tahu, kawan saya ini “mencuri” dokumen itu dan menandatanganinya sebelum dilihat oleh atasannya. Dia butuh pengakuan. Dia butuh tandatangannya dihargai.

Seorang kawan lain punya cerita berbeda. Ketika kecil, tumbuh di sebuah desa terpencil di Bali, dia dikelilingi orang dewasa yang semua suka minum kopi. Berdiang di dapur sambil ngobrol dan minum kopi adalah ritual pagi hari yang turun-temurun di keluarganya. Seperti layaknya keluarga Bali tradisional, keluarganya terdiri dari extended family yang mungkin mencapai 12 orang. Para lelakilah yang dilayani pagi hari dan diberi kopi untuk diminum sambil ngobrol dan berdiang. Kawan saya ini, karena masih kecil, hanya boleh minta dari kakak, bapak atau pamannya, tidak berhak atas secangkir kopi yang utuh. Ini berlangsung lama, sampai sang kakak, bapak dan paman merasa terganggu dengan kebiasaan kawan saya ini. Ibunya berinisiatif, dia dibuatkan secangkir kopi sendiri. Ketika pertama kali ibunya membuat kopi dengan memperhitungkan dirinya, dia diam-diam bangga. ”Aku sudah dihitung”, begitu katanya. Dia merasa diakui.

Ketut, seorang sahabat lain pernah bercerita tentang pengakuan. Yang lama menjadi persoalannya adalah ketika ayahnya tidak pernah setuju kebiasaannya merokok. Ketika SMA dia kucing-kucingan. Ada hukum tak tertulis di rumahnya, hanya orang tua yang boleh merokok. Seorang anak, apalagi belum mampu menghasilkan uang, No Way! Lama berselang, kawan saya ini mulai kuliah. Kini dia bebas memilih jalannya. Merokok adalah salah satu kemerdekaannya kerena jauh dari pengawasan sang ayah. Tetapi, dia tetap merasa ini kemerdekaan semu. Kemerdekaan yang dinikmati sendiri tanpa pengakuan. Kemerdekaan yang tidak sah. Sampai pada suatu saat ketika Ketut pulang kampung karena liburan kuliah, ada kejadian monumental di suatu pagi. Ayahnya dengan terang-terangan minta rokok padanya karena tidak punya rokok. Peristiwa yang tidak akan pernah dilupakannya. Peristiwa di mana dia mendapat pengakuan dari ayahnya.

Ngomong-ngomong soal pengakuan, kapan Anda mendapat pengakuan? Atau Anda masih perlu pengakuan yang belum Anda dapatkan?
--------------------------------------------------------------------------
Saya melihat, DP ini sepertinya pengen dapet pengakuan akan eksistensinya. Sebagai penyanyi dangdut goyang gergaji. Pengen semua masyarakat menerima dia apa adanya (ya goyangannya, ya pakaiannya yang kadang-kadang kebuka). Hem...ada komentar?. Mending ga usah deh, ga penting banget ngomentari si DP....wekekekkeke..( coba search aja "dewi persik" di google yang image/gambar, anda akan menemukan siapa Dewi Persik di dunia maya, khususnya yang dalam gambar...hehe)