Saturday, May 12, 2007

Mengapa sangat murah?

Tentang
Ada pameran buku di UNY tanggal 11-18 Mei. Saya dah ke sana hari ini dan kemarin. Kemarin saya beli 3 novel, 1 kumpualn cerpen dan 1 buku kumpulan puisi. 5 Buah buku dengan harga hanya 30 ribu sadja. Murah banget yah?. Saya ga hadis pikir, apa untung tu penerbitnya dengan menjual buku yang segitu harganya?. Padahal kovernya bagus, bahkan ada yang timbul. Halamannya juga rata-rata lebih dari 50 halaman. Kertasnya HVS tebal, dan saya dah baca dua novel, ternyata isinya bagus-bagus. Apa obral seperti itu karena emang buku-buku tersebut tidak laku?.

Andaikan saya jadi penulisnya
Saya jadi mikir, kalau jadi penulisnya, apa ga malah jadi patah semangat ya kalo tau bahwa buku2nya dijual dengan harga yang (sangat) murah tersebut. Ternyata usaha kreatifnya "dihargai" hanya dengan 5-10 ribu ajah per buku. Jadi harga itu ditentukan oleh apa yah?. Parameter2 apa yang bisa bikin buku itu sedemikian murah?. Padahal saya percaya, isi dari novel, kumpulan cerpen, kumpulan puisi dan buku beragam jenis itu bagus2 kok, ya mungkin ada 1 atau 2 (sampai 10) yang (agak) di bawah standar. Bayangkan, di stand KOMPAS, diobral banyak judul novel dan kawan-kawannya dengan banderol harga hanya 5000, 10.000, dan 15.000. Buku tebal-tebal. Karangan Putu Wijaya, dan banyak penulis tenar lainnya. Andaikata saya jadi penulisnya?. Wah, saya mesti dah banyak pikiran tuh.

Jadi apa?.
Saya si sebagai pembeli seneng-seneng aja disediain buku-buku berkualitas yang murah buanged . Beli ini itu hanya cukup ngeluarin sedikit rupiah. Ya, saya cuma sekarang punya pertanyaan yang mungkin bisa dijawab oleh yang baca posting ini, knapa buku2 tersebut begitu murahnya??.

Ini salah dua novel yang ku beli dengan harga (cukup) 5000/novel. Murah yach?.


(gambar tak ambil dari sini)


(gambar tak ambil dari sini)

3 comments:

Anonymous said...

yah bratu memang penulisnya yg kurang beruntung hehe

Anonymous said...

sudah seharusnya buku itu dijual murah, biar mahasiswa kere macam saya bisa membeli buku. solusinya, royalti penulis ditambah dong, biar penulis nggak rugi. penerbit, ehmmm gimana ya, ya mereka yang punya modal ya punya komitmen mencerdaskan masyarakat, atau kalau perlu libatkan pemerintah. saya tak tahu persis solusinya, tapi jangan sampai penulis yang sudah susah2 nulis, tetep kere, pembaca yang kerejuga tetap bisa beli buku...

Anonymous said...

mmmm...saat kuliah emang saat yang deg deg plas ama masalah keuangan hehehe

salam manis
syafrina
http://syafrina-siregar.blogspot.com